Bagian Anestesiologi Faked Undip Semarang.
Pendahuluan:
Masalah gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit merupakan masalah rutin yang menyertai kasus bedah, apakah akibat perdarahan, pergeseran cairan akibat stress pembedahan atau anestesi, kenaikan suhu, akibat infeksi dan lain-lain. Biasanya masalah ini disertai gangguan keseimbangan asam basa yang memerlukan penanganan intensif. Problema tersebut akan lebih sering dijumpai pada kasus-kasus pediatri terutama neonatus dan prematur oleh sebab faal tubuh belum sempurna. Keterbatasan sarana dan keilmuan untuk menetapkan diagnostik dan keterbatasan cairan yang tersedia akan menambah peliknya masalah yang dihadapi. Begitupun dengan pengertian dan pengetahuan mengenai dasar keseimbangan cairan dan elektrolit akan membantu mencapai hasil yang optimal walaupun dengan sarana yang minimal.
Perlu diingat bahwa pengelolaan cairan merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pembedahan terutama kasus bedah anak.
II. Latar belakang
Mengingat kasus pediatri mudah terjadi dehidrasi dan overhidrasi oleh sebab :
1. Metabolic rate infant 3x dewasa sehingga deplesi cairan
3x lebih besar.
3x lebih besar.
2. Insensible loss /kgBB lebih besar terutama pada neonatus
/prematur, karena :
/prematur, karena :
a.Permukaan tubuh relatif lebih luas.
b.Kulit lebih tipis, lebih permeabel, lebih banyak
vasculous.
b.Kulit lebih tipis, lebih permeabel, lebih banyak
vasculous.
c.Jumlah air tubuh relatif lebih banyak.
3.Faal tubuh yang belum sempurna :
a. Ginjal belum mampu mengeluarkan banyak cairan
dan elektrolit, dan daya konsentrasi urine rendah.
dan elektrolit, dan daya konsentrasi urine rendah.
b. Tekanan arteriel mendadak turun waktu lahir.
c. Hemokonsentrasi terjadi sesudah beberapa hari
pertama.
d. Regulasi cairan tubuh neurosekretorik belum
sempurna.
e. Cadangan glikogen sedikit & glukoneogenesis
pathway belum berkembang, cenderung
hipoglikemia.
pertama.
d. Regulasi cairan tubuh neurosekretorik belum
sempurna.
e. Cadangan glikogen sedikit & glukoneogenesis
pathway belum berkembang, cenderung
hipoglikemia.
Perlu diingat sangat sering dilupakan padahal sangat menentukan dimana kehilangan air tubuh tak diperhitungkan :
1. Melalui kulit bila demam atau berkeringat banyak.
2. Melalui paru ketika frekuensi nafas meningkat
3. Penguapan cairan dari daerah operasi(evaporasi) .
2. Melalui paru ketika frekuensi nafas meningkat
3. Penguapan cairan dari daerah operasi(evaporasi) .
4. Translokasi cairan ke rongga III (squesterisasi) akibat
trauma bedah/anestesi.
trauma bedah/anestesi.
5. Retensi cairan dan natrium akibat stress pembedahan
/anestesi selama post operasi.
/anestesi selama post operasi.
III. Sasaran terapi cairan :
Mempertahankan/memulihkan keseimbangan :
- Volume cairan tubuh
- Konsentrasi cairan tubuh
- Komposisi cairan tubuh
Dengan cara :
- Mengatasi dehidrasi
- Mencegah overhidrasi
- Mengoreksi elekrolit dan asam basa
IV.PENGELOLAAN :
A. Meliputi penggantian(replacement) cairan & elekrolit
selama periode :
A. Meliputi penggantian(replacement) cairan & elekrolit
selama periode :
a. Pre operatif
b. Peroperatif (durante operationem)
c. Post operatif
B. Prinsip :
1. Bila ada shock tanpa memandang jenis dehidrasi atasi
segera shocknya dengan mengkoreksi volume cairan
secara cepat dengan whole blood, plasma (cairan
koloid), bila tak ada beri cairan kristaloid.
segera shocknya dengan mengkoreksi volume cairan
secara cepat dengan whole blood, plasma (cairan
koloid), bila tak ada beri cairan kristaloid.
2.Volume intra vascular segera dikoreksi untuk mencegah
terganggunya perfusi jaringan yang mengakibatkan
metabolik asidosis.
terganggunya perfusi jaringan yang mengakibatkan
metabolik asidosis.
3.Volume interstitial dipulihkan secara bertahap untuk
mencegah overload.
mencegah overload.
C. Kebijaksanaan pemilihan cairan :
1.Bila sasarannya ingin memperbaiki volume intra
vascular beri darah, plasma atau koloid yang berat
molekulnya (BM) besar > 8000 Dalton sebagian besar
bertahan dalam pembuluh darah.
vascular beri darah, plasma atau koloid yang berat
molekulnya (BM) besar > 8000 Dalton sebagian besar
bertahan dalam pembuluh darah.
2 Bila ingin memperbaiki cairan ECF(extra cellular fluid)
(vascular dan interstitial) berikan cairan yang bisa
masuk ke interstial tetapi sedikit masuk intracellular
(kurang permeabel) yaitu kristaloid yang BM nya <
8000 Dalton, terutama yang mirip pH dan komposisinya
dengan ECF seperti Ringers Laktat atau NaCl 0,9%.
(vascular dan interstitial) berikan cairan yang bisa
masuk ke interstial tetapi sedikit masuk intracellular
(kurang permeabel) yaitu kristaloid yang BM nya <
8000 Dalton, terutama yang mirip pH dan komposisinya
dengan ECF seperti Ringers Laktat atau NaCl 0,9%.
3.Bila ingin memperbaiki total cairan tubuh(ECF + ICF)
berikan Dextrose/glukose 5% dimana gukose cepat
dimetabolisir dan air akan mengisi seluruh rongga tubuh.
berikan Dextrose/glukose 5% dimana gukose cepat
dimetabolisir dan air akan mengisi seluruh rongga tubuh.
D. Kalkulasi volume cairan yang diperlukan harus
dipertimbangkan :
dipertimbangkan :
1. Dehidrasi yang ada sebelum nuchter pre operatif.
2. Defisit cairan selama nucter pre operatif.
3. Maintainance(pemeliharaan ) cairan selama operasi.
4. ECF yang hilang akibat trauma operasi.
5. Perubahan suhu tubuh.
ad1.Dehidrasi dinilai dengan penurunan berat badan 1 kg
sebanding dengan defisit cairan 1 liter. Besarnya
penurunan bisa disesuaikan dengan gejala klinisnya.
sebanding dengan defisit cairan 1 liter. Besarnya
penurunan bisa disesuaikan dengan gejala klinisnya.
1. Turgor jelek berarti BB turun 5%
2. Turgor jelek dan fontanella cekung, BB turun 10%
3. Bila mata juga cekung berarti BB turun antara 10-20%.
Lengkapnya bisa dilihat pada tabel Dell :
BB turun I ringan(5)% I sedang (10)% I berat (15)% I
--------------------------------------------------------------------------------------------------
turgor agak kurang kurang jelek
mukosa kering sangat kering keriput
warna kulit pucat kelabu gelap
urine oliguri oliguri sangat oliguri
Tensi normal normaL turun
Nadi naik naik sangat naik
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Contoh :
Anak 10 tahun BB 25 kg mengalami dehidrasi sedang.
Contoh :
Anak 10 tahun BB 25 kg mengalami dehidrasi sedang.
Diperkirakan defisit cairan 10% dari BB= 10% x 25.000 cc = 2500 cc atau replacement: 10 cc/ kgBB /% dehidrasi = 10x25x10 cc = 2500 cc.
ad.2 Defisit cairan selama nuchter pre operatif :
Ini harus dikoreksi untuk mencegah dehidrasi dan
membantu lancarnya anestesi.
membantu lancarnya anestesi.
Program pre operatif feeding sebaiknya menurut tabel dibawah ini :
Umur Lama nuchter Keterangan
prematur/neonatus 2 jam pre induksi Bangunkan beri air gula
1 - 6 bulan 4 jam pre induksi Bangunkan beri air gula
6 - 36 bulan 6 jam pre induksi Bangunkan beri air jernih
> 3 tahun 8 jam pre induksi Bangunkan beri air jernih
Untuk menentukan defisit cairan karena nuchter harus diketahui kebutuhan maintainance cairan atau Estimate Fluid Requirement (EFR) dan berapa lama nuchter(puasa)
Berat badan (kg).
Jumlah/kecepatan pemberian
Jumlah/kecepatan pemberian
0 - 10 4 cc / kg / jam
10 - 20 40 cc + 2 cc / kg / jam diatas 10 kg
>20 60 cc + 1 cc / kg / jam diatas 20 kg
Contoh :
1. Anak 25 kg akan dioperasi jam 8 pagi.
2. Puasa sejak jam 0.00 malam, berapa besar defisit
cairan?
Estimate Fluid Deficit (EFD)= EFR x lama nuchter
cairan?
Estimate Fluid Deficit (EFD)= EFR x lama nuchter
= (60 + 5cc) x 8 = 520 cc
Cara lain menentukan kebutuhan cairan per 24 jam BB(kg) cc/kg/24 jam.
=====================================================
0 - 10 100 (75 untuk umur< 24 jam)
10 - 20 1000 + 50/kg diatas 10 kg
> 20 1500 + 20/kg diatas 20 kg
prematur /neonatus < 5 hari 50 - 75/kgBB
> 5 hari 150 kgBB
=====================================================
Contoh :
Bayi prematur 3 hari dengan atresia ani, BB 1,5 kg, akan dilakukan perbaikan anus jam 8 pagi. Dipuasakan sejak jam 5.00 pagi. Berapa EFD ?
Lamanya nuchter(puasa) = 3 jam.
Maka EFD = 3/24 x 75 x 1,5 cc = 15 cc
ad3.Maintenance cairan selama operasi :
1. Kebutuhan maintainance (EFR) x lamanya operasi
2. Selama operasi berlangsung diberi cairan maintain
nance seperti tabel sebelumnya.
2. Selama operasi berlangsung diberi cairan maintain
nance seperti tabel sebelumnya.
3 Bila BB 10 kg diberi sebesar = 4x 10 cc/jam =
40cc/jam = 2/3 cc/menit.
40cc/jam = 2/3 cc/menit.
Tergantung infus set yang digunakan apakah
mikrodrip atau yang biasa, bila mikrodrip berarti drop
factornya 1 maksudnya 1 cc = 60 tetes.
Menentukan drop faktor = 60 : jumlah tetes/cc.
mikrodrip atau yang biasa, bila mikrodrip berarti drop
factornya 1 maksudnya 1 cc = 60 tetes.
Menentukan drop faktor = 60 : jumlah tetes/cc.
Bila drop faktornya 3 berarti 1 cc = 60 : 3 tetes = 20
tetes.
tetes.
ad.4. ECF yang hilang selama operasi :
a. Perdarahan : Yang terkumpul dalam suction
apparat,yang melekat pada selimut dan gaas/sponge
(berat sponge basah dikurangi berat spong kering)
dalam gram sesuai dengan jumlah cc darah.
apparat,yang melekat pada selimut dan gaas/sponge
(berat sponge basah dikurangi berat spong kering)
dalam gram sesuai dengan jumlah cc darah.
b. Squesterisasi
Translokasi cairan akibat trauma operasi/anestesi
bisa diberikan 3-8 cc/kgBB/jam.
bisa diberikan 3-8 cc/kgBB/jam.
Besar volume yang diberikan tergantung pada
sifat/type pembedahan.
sifat/type pembedahan.
Jika superficial tak banyak merusak jaringan seperti
hernioraphy atau ortopedik ,volume yang diberikan
cukup hanya 3-4 cc/kgBB/jam, bila operasi abdomen
dimana usus diexpose/dimanipuler diberikan
4-8cc/kgBB/jam.
hernioraphy atau ortopedik ,volume yang diberikan
cukup hanya 3-4 cc/kgBB/jam, bila operasi abdomen
dimana usus diexpose/dimanipuler diberikan
4-8cc/kgBB/jam.
Pada bayi - operasi kecil: 2 cc/kgBB/jam
- operasi sedang : 4 cc/kgBB/jam
- operasi besar : 6 cc/kgBB/jam
c. Extra renal loses :
Via gastro intestinal (cairan yang keluar dari):
Nasogastric tube
Penyedotan langsung dari usus
Dekompressi isi usus
Semuanya harus dihitung.
ad.5 Perubahan suhu tubuh :
Setiap naik 1 derajat C diatas 37 derajat C ditambah
kebutuhan maintainance 12 %.
kebutuhan maintainance 12 %.
Contoh :
Bayi BB 10 kg selama operasi suhu naik sampai 40
derajat C.Berapa cairan maintainance yang diberikan?
derajat C.Berapa cairan maintainance yang diberikan?
Diberikan sebesar = 10x 4cc + (40-37) x12/100 x 40 cc
= 55 cc/jam.
= 55 cc/jam.
Bila suhu turun disesuaikan kembali.
Untuk prosedur yang singkat < 1 jam asalkan anak sehat cairan infus tak perlu diberikan bila defisit pre operatif minimal, Darah yang hilang dan trauma jaringan minimal serta intake peroral bisa sedini mungkin pada periode post operatif.
Umpama operasi herniotomi, hidrocel ringan, circumcisi, minor ortopedik atau tonsilectomi.
Namun untuk jalur obat emergensi dan resusitasi lebih baik diinfus paling tidak jalur iv terbuka.
Tetapi bila prosedur lama dan pemberian cairan peroral mungkin terlambat infus harus terpasang sebelum induksi/ operasi.
Kecepatan infus berdasarkan dengan kebutuhan cairan maintainance dan di sesuaikan dengan peningkatan insensible loss, extra renal loss maupun squesterisasi.
Contoh :
Anak BB 10 kg puasa 4 jam, akan menjalani operasi 4 jam, maka penggantian cairan= 4x40 + 4x40 = 320 cc.
Ini diberikan 50% pada jam I, 25% pada jam ke 2, dan 25% pada jam ke 3.
Disesuaikan dengan insensible loss, extra renal looses dan squesterisasi jaringan rusak.
Mayoritas squesterisasi terjadi pada satu atau 2 jam operasi, maka kecepatan infus diperlukan selama jam jam permulaan operasi.
Bila dijumpai cardiac/renal failure kecepatan harus disesuaikan sebaiknya pasang monitor CVP awas pada kasus decompensatio cordis sudah terjadi odema pulmonum walaupun shock belum teratasi. bila infus terlalu cepat.
Diperkirakan pemberian cairan intraoperatif minimal 8-10 cc/kgBB/jam untuk prosedur abdomen yang luas dan 10-15 cc/kgBB/jam untuk kasus peritonitis.
Diperkirakan pemberian cairan intraoperatif minimal 8-10 cc/kgBB/jam untuk prosedur abdomen yang luas dan 10-15 cc/kgBB/jam untuk kasus peritonitis.
Bersambung
0 comments:
Post a Comment