Putusan apakah pemberian darah perlu berdasarkan :
- Hb pre operatif
- Hilangnya darah durante operationem
- Response cardiovascular.
Bila anak sehat, Hb >12g%, Darah diberikan bila Estimate Blood Volume (EBV) menurun lebih atau sama dengan 15%.
EBV --------------------> 0 - 12 bulan : 85 cc/kgBB
1 - 5 tahun : 80 cc/kgBB
> 5 tahun : 75 cc/kgBB
Pada neonatus darah diganti cc per cc darah bila EBV turun >5% bila darah tidak ada bisa diberi Ringers Lactat dalam D5% dengan perbandingan 3 : 1.( 1 cc darah diganti 3 cc solution), Bila di samping solution diberi juga darah maka jumlah darah dan solution dalam perbandingan 1:1.
Dalam semua kondisi kalau EBV turun > 20% harus diganti penuh dengan darah cc per cc.
Perkiraan hilangnya darah selama operasi haruslah dihitung secara akurat.
1.Ukur darah yang hilang dari tempat operasi :
a.Semua sponge dalam keadaan kering ditimbang pre
operatif dan sponge basah ditimbang selama operasi,
selisih berat dalam gram sama dengan jumlah cc darah
yang hilang.
b.Ukur darah dalam botol suction, dikurangi jumlah
operatif dan sponge basah ditimbang selama operasi,
selisih berat dalam gram sama dengan jumlah cc darah
yang hilang.
b.Ukur darah dalam botol suction, dikurangi jumlah
cairan untuk membersihkan daerah operasi atau cairan
yang disedot dari usus (decompressi).
yang disedot dari usus (decompressi).
c.Perkirakan darah pada selimut.
2. Awas kemungkinan darah bisa hilang berkumpul dalam
rongga tubuh (rongga peritonium atau pleura)
3.Bila mungkin monitor cardiovascular terutama tekanan
sistolik merupakan indikator terpercaya tentang volume
darah pakai Doppler Shift Sphygnomanometer.
Bila fasilitas memungkinkan periksa hematokrit (Ht) dimana Ht kita pertahankan 30% pada anak dan sedangkan pada neonatus sekitar 40%.
Contoh :
darah pakai Doppler Shift Sphygnomanometer.
Bila fasilitas memungkinkan periksa hematokrit (Ht) dimana Ht kita pertahankan 30% pada anak dan sedangkan pada neonatus sekitar 40%.
Contoh :
Anak BB 10 kg, Ht intra operatif 20%.
Berapa banyak darah yang dibutuhkan untuk menaikkan Ht 30%?
EBV = 10 x 80 = 800 cc
EBV = 10 x 80 = 800 cc
ERCM(Estimated Red Cell Mass)( jumlah eritrosit yang dipekirakan) = 20% x 800 cc= 160 cc.
Red cell mass yang diinginkan = 30% x 800 cc = 240 cc.
Red cell mass yang diinginkan = 30% x 800 cc = 240 cc.
Deficit red cell mass = 240 - 160 cc = 80 cc.
Jadi dibutuhkan darah (rata-rata Ht 40%) = 100/40 x 80 cc = 2oo cc.
Note:
Darah yang ditransfusikan Ht nya rata-rata 40%.
Contoh lengkap pemberian cairan :
a. EBV (Estimate Blood Volume) kira-kira 80 cc/kgBB
neonatus 90 cc/kgBB
dewasa 70 cc/kgBB
b. ERCM (Estimate Red Cell Mass) = EBV x Ht/100
c. Jika pada post operatif akhir Ht tak < 30%, maka ERCM
untuk Ht30% = EBV x 30/100
untuk Ht30% = EBV x 30/100
d. Acceptable Red Cell Loss(ARCL) (hilangnya eritrosit yang
bisa ditolerir /tak perlu diganti darah)
bisa ditolerir /tak perlu diganti darah)
ERCM - ERCM30 = ARCL atau ( Ht-30) / Ht x EBV
e. Acceptable Blood Loss (ABL) ( jumlah hilangnya darah
yang masih bisa ditolerir) = 3x ARCL.
yang masih bisa ditolerir) = 3x ARCL.
f. Jumlah darah yang ditransfusikan bila fasilitas Hb yang
ada : (HbX - Hb pasien)x BB x 6ml untuk whole blood dan
(HbX - Hb pasien) x BB x3 untuk packed red cell.
ada : (HbX - Hb pasien)x BB x 6ml untuk whole blood dan
(HbX - Hb pasien) x BB x3 untuk packed red cell.
Untuk menggunakan fasilitas perhitungan ini :
1. Bila darah hilang < 1/3 ABL diganti dengan volume yang
sama cairan kristaloid.
sama cairan kristaloid.
2. Bila darah hilang > 1/3 AABL diganti volume yang sama
cairan koloid.
cairan koloid.
3. Bila darah hilang > Total ABL haruslah diganti dengan
darah, baik packed red cell dengan jumlah yang sama
dengan koloid.
darah, baik packed red cell dengan jumlah yang sama
dengan koloid.
Contoh:
Anak 4 tahun, laki-laki, akan menjalani operasi cystocopy dan reinplantasi urethra pada jam 8 pagi.
Makan minum terakhir jam 2.00 wib. BB 30 kg, Ht 40%.
Bagaimana pemberian cairannya?
EBV = 80x30 cc = 2400 cc
ERCM = 40%x 2400 = 960 cc
ERCM 30 = 30%x 2400 = 720 cc
ARCL = 960-720 = 240 cc
ABL = 3x 240 = 720 cc
EFR = 60 + 10x1cc = 70 cc
EFR = 60 + 10x1cc = 70 cc
EFD = 6x70 cc = 420 cc
Bila jam pertama pembedahan hilang darah 200 cc maka ganti:
0,5 EFD dengan 210 cc D 2,5% dalam RL
EFR dengan 70 cc D 2,5% dalam RL
Darah diganti 200 cc D2,5% dalam RL( < 1/3 ABL)
Total = 480 cc
Bila akhir jam ke 2 total hilang darah 400 cc maka ganti :
0,5 EFD (sisa EFD) dengan 210 cc D2,5% dalam RL
EFR dengan 70 cc D2,5%dalam RL
Darah dengan 400 cc 5% Albumin ( koloid) >1/3 ABL.
Jika akhir jam ke 3 total hilang darah 800 cc maka diganti
EFR dengan 70 cc D2,5% dalam RL
Darah dengan 400 cc packed red cell karena pada akhir
jam ke-2 telah diberi koloid 400 cc.
jam ke-2 telah diberi koloid 400 cc.
Perlu diingat pemberian glukose/dextrose jangan diberi
konsentrasi 5% cukup (1-2,5%) ditakuti terjadi hiperglikemia yang meningkatkan resiko ischemia otak maupun medulla spinalis di samping meningkatkan diuresis dengan resiko dehidrasi terutama bayi prematur.
Untuk pemberian cairan intra operatif anak > 4 tahun lebih baik larutan isotonik tanpa glukose. Dalam beberapa penelitian pada bayi dan anak yang sehat ternyata resiko hipoglikemi pre operatif rendah sekali walau masa puasanya diperpanjang, dimana nilai kadar gula darah 2,4 mmol/L merupakan batas minimal yang dapat ditolerir oleh anak dan bayi.
Tetapi anak yang mendapat terapi beta blocker atau menjalani bedah jantung terbuka lebih mudah mengalami hipoglikemia.
Koloid yang terpilih untuk bayi baru lahir dan prematur adalah albumin atau gelatin.
Periode post operatif :
Perhitungan berdasarkan :
- Sisa EFD yang belum diberikan durante operatif
- EFR selama post operatif
- Jumlah extra renal losses : via nasogastric tube dan
via drainage tube.
via drainage tube.
Diberikan secara bertahap : 50% diberikan dalam 8 jam
pertama dan 50% 16 jam berikutnya.
pertama dan 50% 16 jam berikutnya.
Perlu diingat ini hanya petunjuk perhitungan saja,
perhatian lebih difokuskan pada klinis pasien, tensi dan
nadi, produksi urine, hematokrit, estimate blood loss,
osmolality, CVP.
perhatian lebih difokuskan pada klinis pasien, tensi dan
nadi, produksi urine, hematokrit, estimate blood loss,
osmolality, CVP.
Penggantian(replacement) elektrolit:
Cara pemberian natrium:
Defisit Na= (Normal Na - Na yang diukur) xBB x 0,6.
BB x 0,6 dianggap total body water.
Contoh :
Bayi 10 kg BB turun 5%, Kadar Na = 130 meq/L
Defisit cairan = 10 x 0,05 L = 500 cc
Defisit Na = (140-130) x 10x0,6 = 60 meq
Diberikan NaCl 0.9%= 60/ 154 x 1000 cc = 390cc
Sisanya di berikan D2,5% sebesar (500-390) cc = 110 cc
Note:
1 liter NaCl 0,9%,mengandung 154 meq Na.
Hati-hati bila hiponatrimia dengan hypervolemia/normo
volemia seperti kasus nephrotik syndrome, congestive heart failure, cirrhosis hepatis, pemberian natrium malah mem
perburuk kondisi oleh karena memperbesar volume ECF.
Dalam hal ini terapi dengan retriksi cairan 0,5 -0,75 maintainance ditambah diuretik.
1 liter NaCl 0,9%,mengandung 154 meq Na.
Hati-hati bila hiponatrimia dengan hypervolemia/normo
volemia seperti kasus nephrotik syndrome, congestive heart failure, cirrhosis hepatis, pemberian natrium malah mem
perburuk kondisi oleh karena memperbesar volume ECF.
Dalam hal ini terapi dengan retriksi cairan 0,5 -0,75 maintainance ditambah diuretik.
Bila defisit Na terlalu besar <110 meq/L mungkin timbul gejala cerebral. Boleh diberikan natrium hipertonik secukupnya sampai dicapai kadar natrium 120-125 meq/L untuk mencegah perdarahan otak.
Bila telah ada gejala cerebral selama terjadi dehidrasi
(hipovolemia), kemungkinan diduga ada hiponatrimia sedangkan fasilitas pemeriksaan elektrolit tidak ada maka kadar Na penderita dinaikkan 10 meq/ L, dengan cara sebagai berikut :
Berikan NaCl 5% (1 L = 855 meq) sebanyak 1,5 cc/kgBB dalam 1 jam, bila gejala tersebut tetap ada maka 1,5 jam kemudian beri lagi sebanyak semula selama 1 jam.
Bila masih tetap ada berikan 3 cc/kgBB selama 2,5-3 jam.
Bila ternyata kejang tetapi kadar Na > 160 meq/L(hiper
natrimia) maka beri larutan hipotonis (D 2,5%) in water sesuai defisit cairan menurut perhitungan setiap naik kadar Na sebesar 6 meq/L sesuai defisit (hilangnya) volume cairan sebesar 1 L per 100 lb body weight atau rumus
Kadar Na diukur - kadar Na normal BW (lb ) - ---------------------------------------- x --------- = -L
6 100
160 - 140
------------------- = 5/6 L = 800 cc
6 x 100
Bisa digunakan rumus : (X - 140 ) x BB x 0,6 : 140 = cc
X ---kadar Na pasien.
Cara mengkoreksi hipokalimia :
Bila kadar K = 3,2 meq/L sudah boleh diberi kalium.
Bila > 3 meq/L berikan per oral atau via NGT 20-40 mmol.
Bila <3 meq/L berikan sebesar (4,5 - X ) x BB x 0,3 = meq(infus).
Berikan bila produksi urine sudah baik 0,5-1 cc/kgBB/jam.
Kecepatan pemberian jangan lebih dari 0,2-0,3 meq/kg
/jam untuk dewasa maksimum 0,5 meq/kgBB/jam kecuali mengancam nyawa.
Maksimum dosis per 24 jam 3meq /kgBB, konsentrasi K dalam larutan infus jangan lebih dari 40 meq/L.untuk mencegah phlebitis.
Pada kasus agak berat sebaiknya diberikan 10-20 meq dalam 500 cc cairan infus selama 24 jam untuk mencegah disritmia. Sebaiknya beri sediaan KCl bila kondisi alkalosis sementara Kcitrat untuk acidosis sekalian koreksi hipokali
mia dan acidosisnya.
Bila terjadi hiperkalimia : - Semua intake kalium distop
- Bila ECG abnormal beri CaCl 2
10% atau Calcium glukonas 10%
10% atau Calcium glukonas 10%
0,5 cc/kgBB/ dalam 0,5 - 1
jam, (antagonist K action)
jam, (antagonist K action)
- 10 unit Regular Insulin (RI)
dalam 500 cc D5% dan
bikarbonas
dalam 500 cc D5% dan
bikarbonas
- natricus 1meq/KgBB iv pelan2
untuk menggeser K ke intra cell.
- Loop diuretik(furesemide) untuk
eskresi K via renal.
Kalau kadar K > 7 meq/L, oliguri indikasi dialise.
untuk menggeser K ke intra cell.
- Loop diuretik(furesemide) untuk
eskresi K via renal.
Kalau kadar K > 7 meq/L, oliguri indikasi dialise.
Hiperkalimia akan diperberat bila ada hipocalcemia dan hiponatrimia dan akan diperbaiki dengan konsentrasi tinggi Ca atau Na.
Kalau tak terjadi deficit Na maka pemberian Na untuk maintainance hari pertama sedikit dibawah normal, dimana kebutuhan Na perhari 2-3 meq/kgBB sementara pemberian K maintainance mulai hari kedua 1-2 meq/KgBB/24 jam.
Bersambung
0 comments:
Post a Comment