Monday, May 9, 2011

Perioperative Neuropathy, Blindness And Positioning Problem

Bookmark and Share

 dr. ABDUL LIAN Sp.An. KNA.
Bagian Anestesiologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
Semarang - Indonesia

PENDAHULUAN


Harapan yang ingin dicapai berkaitan posisi pasien dimeja operasi adalah mempermudah prosedur pembedahan dengan catatan bahwa posisi tersebut cukup aman secara fisiologis buat pasien yang dianestesi.

Posisi pasien sering bersamaan dengan komplikasi yang potensial seperti terhambatnya aliran balik (preload), gangguan ventilasi perfusi dalam paru, cedera pada saraf kranial maupun perifer serta kebutaan akibat kompresi bola mata yang sebenarnya dapat dicegah atau diminimalisir bila diantisipasi dan diawasi dengan serius.

Anestesi umum bisa menekan sistem simpatetik yang dalam keadaan normal bisa mengurangi perubahan hemodinamik akibat perubahan posisi secara tiba-tiba. Sesudah induksi anestesi umum dan permulaan kerja relaksasi otot, sistem muskuloskeletal sangat peka terhadap stres yang abnormal. 


Sendi dalam keadaan normal diproteksi dari hiperekstensi oleh adanya tonus otot, sensasi nyeri dan refleks proprioseptif. Semua proteksi itu hilang dalam keadaan teranestesi, sehingga sendi bisa saja dalam posisi ekstensi atau fleksi yang abnormal mencederai saraf perifer.

Perhatian khusus terhadap spinal servikalis selama memindahkan atau merubah posisi pasien harus diprioritaskan, karena mudah sekali terjadi cedera dengan resiko yang berat. Dibutuhkan satu tim yang dapat menjaga kepala, dada, pelvis dan ekstremitas berada dalam satu garis lurus terutama kasus cedera kepala atau vertebra.


Gambar 1.



Proteksi terhadap wajah dan mata haruslah dipastikan terutama pada posisi tengkurap.

Titik-titik siku dan lutut bagian lateral haruslah diproteksi dimana syaraf perifer berjalan superfisial cenderung mengalami kompresi.

Ada lima mekanisme menyebabkan perioperatif neuropati antara lain adalah peregangan, penakanan, general iskemia, gangguan metabolit dan akibat dari pembedahan sendiri. Reaksi yang terjadi mulai dari yang paling ringan yaitu transient ischemic nerveblock, ketingkat yang moderat neuropraxia sampai terberat yaitu axonotmesis dan neurometsis dimana terjadi disrupsi komplit dari nervus.

Titik-titik tubuh dimana berat badan bertumpu oksiput, skapula, sakrum maupun tumit terutama orang kurus haruslah dilindungi karena mudah terjadi nekrosis pada kulit.

Dengan demikian, penempatan posisi pasien yang tepat dan benar haruslah menjadi tanggung jawab bersama diantara ahli anestesi, ahli bedah dan perawat.


VARIASI POSISI

Beberapa posisi yang sering digunakan selama pembedahan antara lain :
  1. Posisi horisontal (mendatar).
    1. Supinasi (telentang).
a.       Straight (lurus/datar).



                                 b.      Trendelenburg / head down.
     
         c.       Lithotomi
         
     
    1. Pronasi (tengkurap).

a.       Jacknife                

b.      Prone kneeling -->
c.       Prone knee chest --> 



Bersambung

0 comments:

Post a Comment

T E R B A R U

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...