Wednesday, July 13, 2011

Prinsip Penggunaan Alat Bantu Nafas (BAGIAN 1)

Bookmark and Share

Topik ini bahan kuliah yang dipresentasikan penulis pada penataran gawat darurat tingkat nasional paramedis di RS Dr. Kariadi - Semarang, Jawa Tengah.

Pendahuluan :
Peningkatan  penggunaan alat bantu nafas (ventilator dan sejenisnya) pada akhir-akhir ini baik diunit perawatan intensif maupun kamar bedah menuntut banyak kemampuan khusus baik dokter maupun paramedis dalam tehnik pemakaian ventilator.
            
Pemakaian satu jenis ventilator yang dikuasai dengan baik lebih bermanfaat dari segala jenis ventilator yang hanya diketahui serba sedikit. Penggunaan ventilator yang sederhana lebih di prioritaskan daripada ventilator yang dilengkapi banyak tombol yang rumit serta membingungkan bagi yang kurang pengalaman.Yang paling penting bagi paramedis minimal mengetahui dasar penggunaan ventilator dan apa yang harus dimonitor agar sasaran yang diinginkan bisa dicapai.

Sama halnya dengan obat ,ventilator juga punya ukuran dan aturan pemberian dan indikasi serta efek samping yang perlu dipertimbangkan sebelum menggunakannya.

Definisi :
Ventilator/respirator adalah alat memberikan nafas buatan secara mekanik.

Nafas yang dibuat orang lain disebut nafas buatan sedangkan nafas dengan kemauan pasien sendiri disebut pernafasan spontan.

Nafas buatan bisa dilakukan dalam beberapa cara :
A. Manual methode :
Holger Nielsen
Penderita tengkurap dilakukan penekanan pada punggungnya dan penarikan lengan sebanyak 12x permenit.

Schafer : 
Menekan punggung dan mengangkat pinggul penderita berganti-ganti 12 x per menit.

Silvester : 
Penderita telentang lengan diangkat vertikal diatas kepala kemudian diletakkan diatas dada lalu ditekan 12 x per menit.

B. Meniup udara expirasi :
- mulut kemulut 
- mulut kehidung

Cara B lebih efektif mudah paling sering digunakan dari pada  cara A.

C.Memberikan tekanan negatif diluar tubuh penderita sehingga dada,mengembang terjadi inspirasi kemudian tekanan dijadikan positif terjadi expirasi. 
Contoh-Cabinet respirator
           Cuirass respirator.

D.Memberikan tekanan positif kejalan nafas : 
Contoh - Ventilator RCF,drager
Ini yang paling banyak digunakan belakangan ini.

Note: Yang dimaksud tekanan positif ialah tekanan diatas satu atsmosfer dalam hal ini tekanan satu atsmosfer dianggap sama dengan nol,sedangkan tekanan negatif sama dengan tekanan dibawah satu atsmosfer.

Prinsip dalam melakukan nafas buatan :
Time saving is live saving (waktu adalah nyawa). 
Jangan buang waktu,lakukan apa yang mudah bagi anda jangan tunggu fasilitas ini dan itu,tenggang waktu hanya tiga menit bagi penderita yang parunya sebelumnya normal.
Lewat tiga menit apnoe cadangan oksigen diparu habis terkuras, dan hipoksia otak diambang pintu. Bila fasilitas air viva memungkinkan segera gunakan,tak perlu tergesa gesa mengintubasi apalagi belum trampil melakukannya bisa berbahaya.

Ingat rangsangan intubasi  dalam kondisi hipoksia dan hiperkarbia akan merangsang vagal reflex menyebabkan spamo laryng,bradikardi sampai cardiac arrest.
Pemakaian airviva membutuhkan pelatihan khusus agar udara yang diperas benar-benar masuk keparu bukan keperut,sungkup muka yang sesuai dan posisi kepala yang tepat (Sniffing position) merupakan syarat utama keberhasilan airviva.

Bila terjadi henti nafas (apnoe) langsung lakukan nafas buatan 3-4x berturut-turut baru periksa deyut jantung (nadi carotis),bila negatif lakukan pijat jantung luar.

Satu hal yang paling penting jalan nafas harus bebas hambatan baik oleh sebab lidah yang jatuh kebelakang maupun lendir atau benda asing.

Dalam peristiwa kegawatan selalu ingat :
6B(breath,bleed,brain,bladder,bone) dimana gawat nafas menempati urutan pertama oleh sebab itu pemberian nafas buatan didahulukan daripada yang lain.

Bila ada obstruksi jalan nafas bagian atas lakukan crycothyreodectomi,yaitu membuat irisan pada membran crycothyroid yang anatomis mudah dikenal,superficial & sedikit  pembuluh darah. 
Trachestomi hanya dilakukan setelah masa kritis berlalu.
Bila ada sumbatan pada trachea atau laryng coba lakukan pukulan dipunggung atau back blow.

Mekanisme nafas spontan : 
Pada nafas spontan inspirasi dimulai dari turunnya diaphragma kearah abdomen sehingga rongga thorak semakin besar dan tekanannya semakin negatif (-10cmH2O) maka udara luar akan masuk kedalam alveoli.

Pada waktu expirasi diaphragma kembali keposisi semula tekanan negatif dalam thorak menurun (-5 cm H2O) dan udara keluar ke atsmosfer.

Baik pada waktu inspirasi maupun expirasi tekanan dalam thorak tetap negatif maka dalam keadaan normal pada akhir expirasi alveoli tetap mengembang dimana tekanan dalam alveoli (0 cmH2O) tetap lebih besar dari tekanan dalam thorak (-5 cmH2O). 
Pada akhir inspirasi maupun expirasi tekanan dalam alveoli tetap sama dengan udara luar (0 ccmH2O).
Adanya tekanan negatif ini banyak membantu menyedot darah vena kembali kejantung tetapi sebaliknya tekanan positif(ventilator) menghambat sehingga venous return dan akhirnya tekanan darah menurun.

Type nafas buatan yang diberikan ventilator :
a.Nafas terkendali (Controlled respiration)
Pernafasan pasien diambil alih sepenuhnya oleh ventilator  dengan perkataan lain pasien tak bernafas sama sekali (apnoe).
Ventilator memberikan udara inspirasi sementara expirasi berjalan pasif.

b.Nafas dibantu sebagian(Assisted ventilation/respiration): 
Sebagian inspirasi pasien dibantu ventilator untuk mencukupinya. Dalam hal ini pasien masih bernafas spontan hanya tak kuat lalu dibantu oleh ventilator dengan syarat usaha inspirasi pasien masih bisa mentriger(stimuler) ventilator memberikan sejumlah udara pernafasan, hal ini hanya mungkin kalau pernafasan
pasien tak terlalu lemah atau cepat.

c.Nafas wajib (Intermittent mandatory ventilation)
Ventilator memberikan ventilasi dengan frekuensi tertentu tetapi tak setiap kali bernafas seperti assisted ventilation.
Dalam hal ini ventilasi yang diberikan ventilator bisa berdasarkan pacuan atau trigger dari usaha inspirasi pasien seperti assisted ventilation disebut synchronous intermittent mandatory ventilation)(SIMV) tetapi bisa 
langsung tanpa trigger (controlled ventilation) disebut intermittent mandatory ventilation ( IMV).
Penggunaan SIMV sangat populer karena tak akan menimbulkan tabrakan antara pernafasan pasien dan ventilator sehingga terjadinya peregangan alveoli minimal,atau tersedotnya kembali udara expirasi bisa dicegah.

Pola nafas bantu :
a.Memberikan tekanan positif selama inspirasi sedangkan expirasi pasif. Dalam hal ini tekanan pada akhir inspirasi positif sementara akhir expirasi tetap nol disebut dengan IPPV(Intermittent Positive Pressure Ventilation) atau ZEEV (Zero End Expiratory Pressure).

b.Bila pada akhir expirasi juga diberi tekanan positif disebut PEEP(Positive End Expiratory Pressure) atau CPPV(Continous Positive Pressure Ventilation) sebab baik pada inspirasi maupun expirasi tetap diberikan tekanan positif.

c. Bila pada akhir expirasi diberi tekanan negatif  disebut NEEP (Negative End Expiratory Pressure).

Bersambung

0 comments:

Post a Comment

T E R B A R U

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...