Friday, July 15, 2011

Dasar-Dasar Keseimbangan Cairan Dan Elektrolit (BAGIAN 1)

Bookmark and Share

Pendahuluan


Pengertian dasar mengenai keseimbangan cairan dan elektrolit merupakan material utama dalam menyusun konsep terapi cairan dan elektrolit. Tanpa material ini sulit dikatakan bagaimana bisa seseorang mengatasi problema cairan dan elektrolit secara tepat dan akurat, apalagi dihadapkan dengan fasilitas yang minimal, Padahal problem ini merupakan peristiwa rutin dalam dunia pembedahan/anestesi yang sering membawa malapetaka yang cukup serius. Oleh sebab itu seorang ahli anestesia wajar dituntut untuk tahu secara mendasar tentang keseimbangan cairan dan elektrolit. Dalam tulisan ini hanya dikemukakan pengertian dasar tentang keseimbangan cairan dan elektrolit sedangkan gangguan keseimbangan asam basa yang selalu menyertainya akan dibahas di bab yang lain. 

Beberapa pengertian :


A.Volume Cairan Tubuh :


Jumlah cairan tubuh seorang laki-laki dewasa dengan berat badan (BB) ideal kira-kira 60% sementara pada orang gemuk lebih banyak lemak daripada air sebagaimana wanita presentasenya lebih kecil sedangkan pada orang kurus dan bayi relatif lebih besar.


Kalau kita lihat tabel dibawah ini maka tampak gambaran sebagai berikut :
                                                                                        
            TOTAL  BODY   WATER
-------------------------------------------------------------
           !      Infant       !     Male     !     Female    !
-------------------------------------------------------------
Kurus    !       80%       !      65%      !       55%       !
------------------------------------------------------------
Sedang !        70%      !       60%     !        50%      !
-------------------------------------------------------------
Gemuk  !       65%      !       55%     !        45%      !
--------------------------------------------------------------


Pada bayi malnutrition presentase cairan tubuhnya > 80%  hal ini penting karena bayi sangat peka terhadap gangguan keseimbangan cairan  ketimbang orang dewasa. Dengan catatan makin gemuk seseorang makin mudah terjadi dehidrasi oleh karena jumlah cairan tubuh totalnya relatif lebih sedikit

B.Distribusi cairan tubuh:


Cairan tubuh terdiri dari :


1.Cairan intracellular (Intracellular Fluid)(ICF)
2.Cairan extracellular(Extracellular fluid)(ECF)


Terdiri dari : a.Cairan intravascular
                     b.Cairan interstitial


3.Cairan transcellular

Cairan intracellular dan extracellular dibatasi oleh dinding cell yang permeabel terhadap air agak permeabel terhadap natrium(Na) dan sedikit permeabel terhadap kalium(K) tetapi oleh karena sering bergabung dalam molekul yang besar maka dinding cell jadi impermeabel.


Cairan intravascular (plasma) dan interstitial dibatasi dinding kapiler yang permeabel terhadap air dan semua elektrolit sehingga kedua rongga tersebut dianggap continous compartment, hanya dalam vascular ada protein yang menyebabkan tekanan onkotik dapat menahan air dalam pembuluh darah.

Ad.1.Cairan intracellular  merupakan bagian terbesar dari seluruh cairan tubuh diperkirakan dua kali ECF pada orang dewasa sedangkan pada bayi sebesar 4/3 x ECF

Ad 2.Cairan extracellular terdiri dari cairan interstitial dan intravascular dalam perbandingan 3:1 pada orang dewasa sedangkan pada bayi 5:1

       Dewasa                                                Bayi
  -----------------------------------------------------------------------------------              
 ICF   |     ECF   |    P     |                     | ICF     |    ECF     |     P    |    
  ----------------------------------------------------------------------------------- 

 40%  !   15%      !  5%     !                      !  40%    !    25%      !  5%     !
-------------------------------------------------------------------------------------
     Total Body Water(TBW)                        Total Body Water(TBW) 
             60% xBB                                                  70% xBB                            
     
     I = Interstitial
     P=  Plasma

Cairan intravascular berada dalam : 


a.Venous system 55%
b.Areteriel system 10%
c.Jantung, paru dan capillary bed 35%


Ini dapat dimengerti dalam keadaan berdiri lama dan tenang terjadi venous pooling terjadi reduksi volume arterial system ===> circulasi ke organ vital menurun ==> syncope.


Baik cairan intracellular maupun interstitial jumlahnya cukup besar dibandingkan cairan intravascular hal ini penting sebagai cadangan bila terjadi dehidrasi cairan intertitial/ intracellular ditarik kedalam intravascular. 


Jantung sebagai pompa plasma sementara ginjal sebagai sensor atau pengatur volume plasma dimana ginjal laksana keran kalau cairan tubuh berlebihan keran terbuka sebaliknya bila berkurang keran tertutup.                                       

ICF merupakan rongga tertutup sehingga terbatas kemampuannya untuk berkembang,keluar masuknya ICF satu-satunya jalan hanya via ECF. Perubahan kimiawi pada plasma menggambarkan perubahan pada ECF oleh karena merupakan satuan fungsionil. Perubahan pada ICF secara klinis sulit ditentukan satu-satunya organ yang menggambarkan pada ICF yaitu otak terlihat berupa gejala sakit kepala, bingung baik oleh karena penurunan atau peninggian ICF makanya perubahan cairan tubuh hanya ditetapkan secara klinis dari perubahan ECF umpama perubahan pada interstitial bisa terlihat adanya odem bila berlebihan atau lidah kering,mata cekung atau turgor jelek bila menurun.


Peningkatan jumlah plasma terlihat dari tekanan dalam arterial/venous. Bila kita bagi volume plasma dalam dua bagian atas forward dan backward compartment maka perubahan pada : backward  compartment : terlihat dari perubahan tekanan venous dan volume cairan interstitial. Sedangkan perubahan pada forward compartment,terlihat pada tekanan aretei, nadi, ujung extrimitas(acral) dingin atau oliguri.

Ad.3 Cairan transcellular (Third space):


Adanya cairan transcellular oleh karena pengangkutan ECF melalui epithel diperkirakan 1-5% BB atau 15 cc/ kg BB dari jumlah ini berada dalam saluran pencernaan 7cc/kgBB, dalam saluran empedu 2cc/kgBB dan sisanya dalam saluran getah bening. 


Dalam keadaan normal jumlah ini tak berarti tetapi dalam kondisi tertentu seperti trauma jaringan yang luas, peritonitis atau ileus jumlah ini memerlukan perhatian khusus dalam terapi pengganti cairan dan elektrolit. 


Kehilangan cairan memasuki rongga ketiga ini (third space)
disebut squesterisasi. 


Bila penyebab squesterisasi ini hilang maka cairan akan kembali ke ECF secara berangsur-angsur dalam waktu 48-72 jam. 


Dalam keadaan ini volume total cairan tubuh tak berkurang tetapi bergeser (translokasi) kedalam rongga ketiga dan tak berfungsi, sehingga bisa muncul gejala berkurangnya volume ECF tanpa terlihat keluarnya cairan yang nyata.


Bila ginjal gagal melakukan fungsinya cairan rongga ketiga akan masuk kedalam ECF bisa menimbulkan overload. 


Hampir seluruh cairan yang difiltrasi dalam ginjal dan disekresi oleh saluran cerna di reabsorbsi.


Phillip & Summershell menganggap saluran cerna sebagai entero systemic cycling of water and electrolyte.


Makan dan minum (2-3)L---> ECF (12-20)L--> sekresi usus(6-8)L-----> absorbsi (7-8)L --->ECF.


Kalau terjadi gangguan absorbsi usus seperti peradangan usus akan terjadi kehilangan cairan yang banyak.


Pada obstruksi usus dimana passage isi usus berhenti maka tekanan intraluminar meningkat karena penumpukan cairan dan gas pada proksimal sumbatan sehingga absorbsi akan menurun sementara sekresi usus naik dua kali lipat kedalam lumen usus sehingga terjadi distensi usus                                                                                                                                                                                   
yang hebat akibatnya muntah muntah terjadi dehidrasi ECF dan hemokonsentrasi diikuti dengan kegagalan sirkulasi.                                                                                                                                                                                        


Distensi usus akan menyebabkan udem dinding usus--> kongesti vena usus-->permeabilitas dinding usus meningkat-->toksin masuk rongga peritonium--->peritonitis/perforasi dinding usus.                                                                                       


Dipekirakan defisit cairan yang timbul pada obstruksi usus sebesar 1500 cc kalau baru terlihat dengan foto polos abdomen, tetapi bila telah jelas tanda klinisnya diduga defisit cairan mencapai 2500 -3000 cc malah kalau sudah ada gejala preshock/shock diperkirakan 4000-6000 cc.

C. Komposisi cairan tubuh :


Bagian yang menyusun cairan tubuh disamping air juga zat-zat yang terlarut didalamnya terdiri dari elekrolit (ion Na,K,Cl,H,HCO3) dan nonektrolit (glukose,urea,creatinine dan lain-lain).


Disebut elektrolit bila dalam larutan akan berdisosiasi menjadi atom-atom bermuatan listrik(ion).


Dalam semua cairan tubuh apapun komposisi anion dan kation akan selalu dalam jumlah yang sama. 


Natrium merupakan kation yang lebih banyak dalam ECF,sedangkan kalium dominan dalam ICF. Pada binatang yang complex termasuk manusia dinding cell mempunyai sistem pompa yang mendorong ion Na keluar cell yang
cenderung memasuki cell (sodium pump) dan mendorong  ion kalium kedalam cell yang cenderung keluar cell. Ini berarti bahwa selama rongga ECF dipertahankan dalam komposisi tetap cell dapat mempertahankan komposisi konstant dengan mekanisme dalam dinding cell sendiri yang
 memakai energi yang dihasilkan oleh metabolisme cell.


Elekrolit haruslah berada dalam kompartmentnya masing-masing dalam jumlah yang tepat agar cell tubuh dapat berfungsi normal, umpama bila kalium keluar dari cell individu akan lemah dan bila tak diganti mungkin bisa mati (myocard necrosis atau gagal circulasi ) karena otot dan syaraf tak aktif.


Dalam keadaan normal kalium sedikit keluar cell diganti oleh natrium masuk intra cell. Aktifitas ini menyebabkan impuls elektrokimia ditransmisi sepanjang serabut syaraf dan otot. Bila kalium tak ada dalam cell transmisi impuls tak terjadi, secara klinis terlihat depressi neuromuscular yang bisa berkembang jadi koma, pada usus tak ada peristaltik,otot-otot melemah dan ECG adanya hipokalimia yang nyata sampai henti jantung.

Tiap kompartment punya komposisi elekrolit tertentu :                                                             
 -----------------------------------------------------------------------------------  
    Intracellular                Intravascular               Interstitial
---------------------------------------------------------------------------------------------
   Kation      Anion         Kation     Anion            Kation        Anion
   Na 142     Cl      104  Na 145     Cl      116      Na 10        Cl        15
   K      5     HCO3   27  K      4     HCO3   27      K  135       HCO3   10
   Ca    5     HPO4     2  Ca    3     HPO4     3      Ca    0       HPO4    83
   Mg    3     SO4       1  Mg    2    SO4       2       Mg  42       SO4      14
                 Protein 16                 Protein  1                       Protein  75
                 org.acid  5                 org.acid 5                      org.acid   0


 Total
=================================================          
      155                155         154              154           187                187


Kelihatannya bahwa jumlah  kation dan anion tiap kompartment selalu sama untuk keseimbangan elektrolit.
Tampak juga K,Mg,Phosphat lebih banyak dalam ICF sedangkan NaCl dan HCO3 ion dominan di ECF.


bersambung

0 comments:

Post a Comment

T E R B A R U

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...